MAKLUMATPUBLIK - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa mundurnya LG tidak akan mempengaruhi pengembangan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Ia menegaskan bahwa kolaborasi dengan Volkswagen, CBL China, dan Ford Motor masih terus berlanjut. Erick menyebutkan bahwa lahan yang sebelumnya ditawarkan kepada Korea Selatan dapat dibuka untuk pihak lain.
Negara-negara yang berpotensi menjadi mitra termasuk Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Jepang, dan Amerika Serikat. Erick juga menyatakan bahwa Indonesia terbuka untuk kerja sama dengan Amerika Serikat, terutama mengingat adanya pembicaraan terkait hubungan dagang antara kedua negara.
Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menghentikan proyek senilai sekitar 11 triliun won untuk membangun rantai pasok baterai EV di Indonesia setelah berkonsultasi dengan pemerintah. Mereka mengklaim keputusan ini diambil karena perubahan dalam industri, termasuk perlambatan permintaan EV global.
Meskipun demikian, LG akan tetap menjalankan bisnis lain di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power, yang merupakan usaha patungan dengan Hyundai Motor Group.
Narasumber https://maklumatpublik.blogspot.com/